Pages

Saturday, December 12, 2009

Cerita Santai

Nulis lagi ah........
Baru aja googling and blog walking...... eh dapet blog yang ngasih software gratis untuk nulis cerita..... dan Inilah hasilnya aku tulis disini...... semoga menikmati ceritanya......

Jaman dahulu kala hiduplah seorang anak bernama Sekar. Sekar berusia 17 tahun dan tinggal di juwono, antah berantah. Suatu hari, dalam perjalanan pulang dari sekolah, seekor kelinci putih yang melompat dari belakang pohon beringin telah mengagetkannya dan membuat Sekar jatuh terguling ke tanah. Namun di saat dia nyaris berteriak minta tolong, Sekar tiba-tiba sadar bahwa kelinci putih itu cuma ingin mencium wajahnya saja, dan bukan untuk menggigitnya. Saat itulah, Sekar memutuskan untuk menjadikan kelinci putih itu sebagai binatang peliharaannya.
Dalam perjalanan pulang dia juga memberi nama ''seno'' untuk kelincinya. Ketika Sekar dan peliharaan barunya sampai di rumah, coba tebak, siapa yang berdiri di beranda rumah? Yup, itu Ibu, ibunya Sekar. Ia kaget melihat seekor kelinci putih mengikuti Sekar sampai ke halaman rumah! ''Astaga, apa itu?'' Ibu setengah berteriak. ''Masa nggak tau, ini kan kelinci putih,'' jawab Sekar. ''Iyaaa...tau, Sekar, tapi maksud Ibu kenapa diajak ikut ke sini?'' kata Ibu lagi. ''Ini kan binatang peliharaanku yang baru!'' jawab Sekar. ''Hmmm..'' gumam Ibu. ''Jangan terlalu berharap. Kamu kan tahu kalau bapak nggak suka kelinci putih. Tapi, yah, kamu boleh bermain-main dengannya sampai bapak pulang.'' Mendengar itu Sekar segera memeluk seno dan membawanya masuk ke dalam rumah--meski dia tahu ayahnya kemungkinan besar nggak akan setuju. Di dalam rumah, Sekar dan seno segera saja terlibat dalam permainan yang seru, maklum sama-sama senang, dan baru berhenti ketika ''happy song'', acara TV favorit Sekar, dimulai.
Maka dalam sekejap mata, lupalah Sekar akan kehadiran seno yang akhirnya jadi sedih karena dicuekin. Maka mulailah seno mencari petualangan sendiri dan berlari-lari ke sana ke mari, mengendus-endus ke setiap sudut rumah. Nonton ''happy song'' memang mengasyikkan dan membuat Sekar lupa segala, sehingga dia sangat terkejut ketika mendengar ayahnya berteriak, ''diamput!! Sekar! Cepat ke sini! Singkirkan barang aneh ini dari dapur...SEKARANG JUGA!!'' Mendengar teriakan itu Sekar bergegas ke dapur untuk melihat apa yang terjadi. Wah, bapak sudah ada di sana dan begitu melihat Sekar, tangannya langsung menunjuk-nunjuk ke arah panci. ''Kamu tahu apa itu?'' tanya ayahnya. Secara otomatis Sekar mengarahkan pandangannya mengikuti arah telunjuk ayahnya, dan... ya ampun, pantesan saja ayahnya sangat kesal!! Di situ, persis di tengah-tengah panci, seonggok besar kotoran kelinci bertengger dengan gagahnya! ''Pokoknya bapak nggak mau tahu,'' kata bapak tegas. ''Pertama, kamu harus membersihkannya sekarang! Kedua, jauhkan kelinci itu dari rumah ini!'' Sekar tahu benar sifat ayahnya sehingga dia merasa tak ada gunanya membantah. Apalagi untuk merengek minta izin agar diperbolehkan memelihara seno. Bisa berabe! Maka tanpa banyak bicara, Sekar segera mencari-cari seno yang pasti ketakutan mendengar teriakan ayahnya tadi. Setelah pencarian yang lumayan melelahkan, Sekar akhirnya menemukan seno bersembunyi di kolong meja tempat Sekar biasa berjalan-jalan. ''Ayo, seno, sekarang saatnya mencari rumah baru untukmu. Hey, jangan menatapku seperti itu, toh bukan aku yang mengotori panci!'' ujar Sekar. ''Hhh..kalo begini, alamat nggak akan boleh punya peliharaan kelinci lagi deh!!'' Sambil berkata begitu Sekar membawa seno ke luar rumah menuju toko santai. Ia tahu, toko tersebut juga menjual hewan peliharaan dan Sekar tahu bahwa pemilik toko tersebut pasti mau merawat seno dan memberinya tempat tinggal. Maka setelah melakukan ritual perpisahan dengan seno (cipika cipiki etc, etc) serta mengucapkan terimakasih kepada pemilik toko santai, Sekar segera pulang ke rumah dan berusaha melupakan penderitaannya hari itu dengan minum es kelapa kesukaannya sebanyak-banyaknya. Namun nasib sialnya belum berakhir, karena tiba-tiba ayahnya mengingatkan dia tentang tugas bersih-bersih yang memang belum dilakukannya. Yah, terpaksa deh, meski masih cape. Daripada bapak ''nyanyi'' lagi. Sambil melakukan tugasnya, Sekar tiba-tiba merasa bersyukur karena tugas seperti ini tak akan pernah dilakukannya lagi. Tentu saja, karena tugasnya sudah diambil alih oleh pemilik toko santai. Tamat.

No comments:

Post a Comment